Mengenal Ideologi Feminisme
Ideologi Feminisme adalah istilah yang tentu sudah tidak asing lagi di telingan Kamu. Pada umumnya, banyak orang awam yang mengingatkan feminisme dengan kesetaraan gender serta perempuan.
Beberapa yang lain memahaminya sebagai salah suatu istilah yang mengacu pada ketidakadilan terhadap perempuan untuk memiliki kesempatan yang sama di masyarakat yang cenderung dikendalikan oleh para pria atau dikenal pula dengan patriaki.
Apakah istilah feminisme benar mengacu pada pengertiaan tersebut? Agar lebih mengenal dan memahami istilah tersebut, berikut penjelasan mengenai feminisme yang perlu Kamu ketahui.
Pengertian Feminisme
Perjuangan penting yang diusung oleh gerakan feminismee adalah untuk memberdayakan seluruh perempuan dalam mewujudkan hak penuh miliki mereka. Contohnya, menyamakan lapangan permainan antara laki- laki serta perempuan dengan memastikan bahwa perempuan memiliki kesempatan hidup yang sama untuk memilih peran seperti haknya seperti halnya laki- laki.
Istilah ini sebenarnya berasal dari bahasa Perancis dari kata feminin atau femininitas. Feminisme merupakan sebuah kata adjektif atau sifat lata yang artinya adalah kewanitaan atau menujukan sifat perempuan. Sehingga dapat diartikan, bahwa feminisme adalah sebuah aliran pergerakan wanita yang memperjuangkan hak perempuan.
Gerakan ini menggabungkan dua posisi, bahwa masyarakat selalu memprioritaskan sudut pandang laki- laki dan perempuan selalu diperlakukan dengan tidak adil dalam masyarakat. Sehingga feminisme hadir, sebagai sebuah upaya utnuk merubah hal tersebut, termasuk memerangi stereotip gender dan berusaha membangun peluang pendidikan serta profesional yang setara dengan laki – laki.
Para feminis secara aktif terus mengkampanyekan hak perempuan, termasuk hak untuk memegang jabatan politik, memilih, bekerja, mendapatkan upah yang adil, upah yang setara, memiliki properti, menghilangkan kesenjangan upah antar gender, mendapatkan pendidikan, memiliki hak yang sama dalam pernikahan, mendapatkan cuti kehamilan dan masuk kontrak.
Teori mengenai feminis muncul dari gerakan feminisme yang memiliki tujuan untuk memahami sifat ketidaksetaraan gender dengan memeriksa peran sosial serta pengalaman hidup perempuan, telah mengembangkan beragam teori dalam berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi isu-isu mengenai gender.
Banyak gerakan serta ideologi feminisme yang telah berkembang selama beberapa terakhir dan mewakili berbagai sudut pandang serta tujuan banyak pihak. Beberapa bentuk feminisme juga mendapatkan kritikan, karena dianggap hanya memperhitungkan perspektif orang kulit putih, berpendidikan tinggi serta kelas menengah.
Kritik tersebut kemudian mengarahkan pada penciptaan bentuk-bentuk yang lebih spesifik secara etnis, multikultural, termasuk interseksional dan kulit hitam.
Berbagai Aliran Feminisme
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa perkembangan feminisme ternyata menghadirkan kritik dari beberapa pihak, sebab dianggap mementingkan masyarakat tertentu saja. Seperti orang kulit putih, masyarakat menengah dan masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi saja. Sehingga, terbentuklah feminisme yang lebih spesifik.
Feminisme memiliki delapan aliran yang memeiliki cara paandang berbeda- beda mengenai isu sosial maupun politik. Karena memiliki cara pandang yang berbeda, maka wajar apabila ada perbedaan pendapat dalam kelompok feminis mengenai berbagai isu. apa saja kedelapan aliran feminisme tersebut? Berikut penjelasanya.
1. Liberal
Feminisme liberal merupakan pandangan untuk menempatkan perempuan agar memiliki kebebasan secara penuh serta individual. Aliran ini menyatakan bahwa kesamaan serta kebebasan individu berakar pada rasionalitas serta pemisahan antara dunia publik serta dunia private.
Penganut aliran feminisme liberal memiliki pandangan, bahwa negara yang memiliki kuasa dan tidak memihak kepentingan kelompok yang berbeda yang berasal dari teori pluralisme negara. Feminis liberal sadar bahwa, negara didominasi oleh pria yang terefleksikkan menjadi kepentingan yang memiliki sifat maskulin.
Aliran feminisme liberal berusaha untuk menyadarkan perempuan, bahwa mereka adalah golongan yang tertindas. Pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan pada sektor domestik dikampanyekan sebagai suatu hal yng tidak produktif serta menempatkan perempuan pada posisi subordinat.
Feminisme liberal, terbagi menjadi dua bagian yaitu feminisme liberal egalitarian dan feminisme liberal klasik. Bentuk pertama yaitu feminisme liberal egalitarian lebih menitikberatkan pada kesempatan perempuan untuk setara serta adil dalam mengakses sumber daya.
Sedangkan feminisme liberal klasik lebih menitikberatkan pada kebebaan hak- hak sipil individu seperti hak memiiki tanah, hak pilih perempuan dan kebebsan dalam berekspresi.
2. Radikal
Feminisme radikal merupakan aliran feminisme yang memiliki fokus pada hal-hal yang lebih mendasar atas ketimpang- ketimpangan yang dialami oleh para perempuan. Pada aliran feminisme radikal ada dua sudut pandang yang berbeda, yaitu radikal libertarian dan radikal kultural.
Penganut aliran feminisme ini menganggap bahwa laki- laki memiliki kendali atas seksualitas perempuan untuk kepuasan laki- laki semata saja. Karena pandangan tersebutlah, banyak perempuan penganut aliran feminisme radikal kultural memilih untuk hidup selibat dan menjadi lesbian merupakan salah satu cara untuk dapat bebas dari pembatasan yang dibandung oleh budaya heteroseksual yang ada pada masyarakat.
Aliran feminisme radikal muncul sebagai reaksi dari kultur seksisme ataupun dominasi sosial yang berdasar pada jenis kelamin di Barat pada sekitar tahun 1960-an, terutama untuk melawan kekerasan seksual serta industri pornografi yang merajalela saat itu.
3. Marxix Sosialis
Feminisme marxix sosialis memandang masalah perempuan pada kritik kapitalisme, yang beranggapan bahwa sumber penindasan para perempuan berasal dari eksploitasi kelas serta cara produksi.
Penganut aliran feminisme marxis sosialis berpendapat, bahwa negara bersifat kapitalis, negara bukan hanya sekedar institusi saja akan tetapi juga perwujudan dari interaksi serta hubungan sosial.
Kaum marxix berpendapat, bahwa negara memiliki kemampuan untuk memelihara kesejahteraan masyarakat, akan tetapi di sisi lain negara juga bersifat kapitalis yang turut menggunakan sistem perbudakan kaum perempuan sebagai pekerja.
4. Psikoanalis Gender
Kemunculan aliran feminisme yang keempat adalah sebagai bentuk perlawan pada tokoh- tokoh Psikoanalis yaitu Sigmund Freud. Sigmund Freud pernah mengatakan, bahwa perempuan mengalami penis envy atau iri pada laki-laki karena perempuan tidak memiliki penis, sehingga membuat perempuan merasa diri mereka inferior dibandingkan dengan laki-laki.
Aliran feminisme psikoanalis gender menggugat pernyataan dan pemikiran Freud tersebut, dengan mengatakan bahwa operasi yang dialami oleh para perempuan dipengaruhi oleh adanya kontruksi sosial serta tidak terlalu berhubungan dengan biologi para perempuan.
5. Feminisme Eksistensialis
Aliran eksistensialis merupakan aliran feminisme yang masuk dalam gelombang kedua feminisme serta berkembang pada sekitar tahun 1940-an.
Aliran ini sangat mendukung para perempuan untuk dapat bebas mendefisinikan makna keberadaan perempuan di dunia ini. Feminisme eksistensialis juga mengajak para perempuan agar menjadikan dirinya sebagai subjek yang ia inginkan, alih – alih hany menjadi objek.
6. Feminisme Pasca Modern
Aliran yang selanjutnya dikenal pula dengan sebutan feminisme bagi kalangan akademis, aliran feminisme yang satu ini lebih sulit untuk dipahami serta dianggap tidak ikut terlibat dalam perjuangan revolusioner yang sebenarnya, seperti boikot, protes serta demonstrasi. Aliran pasca modern membalikan keadaan dengan cara merayakan penindasan yang diterima.
Meskipun aliran-aliran sebelumnya menolak konsep gender yang ada pada masyarakat, akan tetapi aliran pasca modern justru kembali menerima feminitas pada perempuan seperti gender yang hadir dalam masyarakat, merayakan otherness perempuan dengan cara berada, keterbukaan, berpikir, perbedaan dan keberagaman.
Salah satu ajakan aliran pasca modern adalah menulis dan menggali informasi maupun ilmu pengetahuan dengan mengedepankan feminine writing, sebab salah satu sumber opresi pada perempuan adalah melalui bahasa.
7. Feminisme Multikutural dan Global
Perempuan dipandang heterogen oleh aliran ini, akan tetapi memiliki beragam irisan yang bertaut pada status sosial, umur dan lainya. Setiap kelompok perempuan dapat merasakan bentuk penindasan yang berbeda- beda seiring dengan beragamnya pengalaman serta identitasnya.
8. Ekofeminisme
Aliran terakhir menitikberatkan pada hubungan perempuan secara spiritual pada ekologi yang ada di sekitarnya. Posisi perempuan yang dianggap sebagai perawat yang lebih membutuhkan serta lebih dekat dan peka degan alam dibandingkan laki- laki.
Nah, itulah penjelasan mengenai ideologi feminisme.
Sudah paham kan tentang mengenal ideologi feminisme.
Semoga membantu dan bermanfaat.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow