Mengenal Apa Itu Problem Solving
Problem Solving berasal dari bahasa Inggris yang berarti penyelesaian masalah. Pelaku yang mampu mengurai dan menyelesaikan masalah disebut disebut problem solver.
Problem Solving menjadi salah satu jenis keterampilan intelektual yang dianggap lebih tinggi dibanding keterampilan lainnya. Dikarenakan apabila dinilai dari aspek kognitif pada pemecahan masalah pasti dibutuhkan keterampilan ataupun kemampuan dasar tertentu.
Kemampuan problem solving ini tidak hanya sekedar pemahaman maupun pengetahuan namun sudah mencapai pada tingkatan analisis.
Namun, agar memiliki kemampuan Problem Solving yang mumpuni, maka apa hal yang harus kita kuasai? Apakah ada langkah jitu dalam Problem Solving? Apakah kita bisa mendapatkan pendidikan formal terkait Problem Solving atau hanya belajar secara autodidak? Artikel ini membantu kamu menemukan jawaban pastinya.
Pengertian Problem Solving
Oemar Hamalik mengartikan problem solving merupakan suatu proses dari intelektual dan mental untuk menemukan masalah. Setelah ditemukan, lalu berupaya memecahkan permasalahan tersebut berdasarkan informasi serta data yang akurat, akhirnya siperoleh kesimpulan dengan cepat dan cermat.
Problem solving diartikan pula sebagai cara untuk mengidentifikasi serta menemukan solusi paling efektif dan efisien guna teratasinya masalah. Kemampuan ini pasti berkaitan dengan kemampuan lainnya yaitu kemampuan mendengarkan, menganalisis dan meneliti, kreatif, teamwork, komunikasi serta pengambilan keputusan.
Dalam penerapannya, pada teori lain disebutkan diperlukan model pembelajaran agar problem solving dapat dilakukan dengan tepat. Terdapat 3 teknik pelaksanaan Problem solving yakni: design thinking, dan solution-based thinking, serta linear thinking.
Problem solving dimulai dari kegiatan mengidentifikasikan sebuah permasalahan, kemudian mencari tahu apa penyebabnya. Lalu, menyeleksi daftar solusi yang sudah dirumuskan, kemudian memilih yang terbaik darinya. Langkah terakhir ialah dengan penerapan solusi terbaik yang sudah dipilih.
Pada saat seseorang melakukan identifikasi masalah, hendaknya mampu untuk membedakan apa saja yang menjadi penyebabnya. Serta membedakan apa saja yang merupakan masalah intinya.
Proses Problem Solving
Melalui model yang dibuat oleh Profesor Psikologi bernama John D. Bransford serta Barry S. Stein pada tahun 1984. Pemecahan masalah yang dianggap efektif tersebut menggunakan lima langkah penting, yaitu:
1. Identifikasi Apa Masalah dan Akar Penyebabnya
Pemecahkan masalah ini yang harus dilakukan pertama harus mengakui bahwa masalah itu ada lalu kemudian ditemukan akar penyebabnya.
Diagnosalah suatu situasi sehingga fokus ada pada permasalahannya, tidak hanya pada gejalanya. Teknik pemecahan masalah bisa menggunakan diagram alur. Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi-langkah yang dilakukan dari suatu proses serta diagram sebab-akibat untuk menganalisis dan menentukan akar penyebab.
Untuk menemukan penyebab permasalahan bisa dengan menjawab berbagai pertanyaan seperti berikut:
- Apakah masalahnya bisa diselesaikan?
- Seberapa besar masalahnya?
- Menurut saya kenapa masalah ini terjadi?
- Apa saja beberapa hal yang saya ketahui tentang situasinya?
- Apa saja beberapa hal yang tidak saya ketahui tentang situasinya?
- Apakah ada pihak yang berkontribusi terhadap masalah tersebut?
- Apakah terdapat bahan atau proses yang berkontribusi pada masalah tersebut?
- Apakah terdapat pola masalah yang dapat saya identifikasi?
2. Tentukan Target yang Ingin Dicapai
Setiap masalah pasti berbeda. Tujuan yang ingin dicapai saat melakukan pemecahan masalah sebenarnya bergantung pada setiap ruang lingkup permasalahannya. Berikut beberapa contoh target yang bisa ditetapkan dari proses problem solving, meliputi:
- Segera kumpulkan informasi yang faktual sebanyak mungkin.
- Brainstorming (bertukar pendapat) pada banyak strategi yang berbeda untuk memperoleh hasil yang terbaik.
- Bersikaplah fleksibel pada saat mempertimbangkan mendengarkan sudut pandang pihak lain.
- Mengartikulasikan dengan jelas serta mendorong akan adanya pertanyaan dan pernyataan. Sehingga semua orang yang terlibat berada di situasi yang sama.
- Bersikaplah terbuka terhadap strategi lain apabila nantinya strategi yang dipilih tidak berhasil.
- Tetap berpikir positif sepanjang proses.
3. Cari Solusi Potensial
Setelah menentukan tujuan yang ingin dicapai pada saat pemecahan masalah, selanjutnya adalah untuk memulai prosesnya. Tapah ini melibatkan banyak langkah yakni:
- Pencarian fakta solusi yang sudah pernah ada dan yang sedang dirancang.
- Brainstorming (curah pendapat).
- Kumpulkan ide-ide terkait solusi yang bisa menyelesaikan permasalahan.
- Memprioritaskan solusi.
- Mempertimbangkan hal yang dibutuhkan sebagai solusi potensial, misal dalam hal waktu, tenaga, dan dana.
4. Pilih Solusi dan Tindak Lanjuti
Pro dan kontra pada setiap solusi potensial pasti ada. Namun tetap pilih salah satu yang paling relevan untuk memecahkan permasalahan sesuai anggaran, kemampuan, dan sumber daya yang diberikan.
Setelah memilih solusi, harus dibuat komitmen bersama untuk menyelesaikannya. Lalu menyusun rencana aksi untuk mengimplementasikan, serta membaginya kepada semua pihak yang terlibat secara jelas dan efektif. Baik dilakukan secara lisan maupun tertulis.
Pastikan semua pihak yang terlibat memahami peran masing-masing agar memperoleh hasil terbaik.
5. Kontrol dan Evaluasi Hasilnya
Evaluasi menggambarkan kondisi capaian saat ini, kemudian dibandingkan dengan rencana pelaksanaan. Evaluasi juga menjadi standar pemecahan masalah di masa depan. Saat mengevaluasi hasil, jawablah beberapa pertanyaan berikut:
- Apakah solusi yang diambil berhasil?
- Apakah solusi ini akan berhasil juga untuk masalah lain?
- Apakah ada perubahan keputusan yang akan dilakukan nantinya?
- Apakah solusi lain akan lebih baik dan efektif dibandingkan dengan solusi saat ini?
Mengapa Kemampuan (Skill) Problem Solving Dibutuhkan?
Keahlian problem-solving akan membantu dalam menentukan apa sumber masalah yang sesungguhnya. Dengan kemampuan ini pula kita bisa menemukan solusi terbaik yang paling efektif dan efisien.
Kemampuan problem-solving sering sekali diidentifikasi sebagai satu keahlian tersendiri. Namun terdapat beberapa keahlian lain yang sangat bisa untuk mendukung keahlian dalam mengambil keputusan. Keahlian itu ialah:
- Keahlian menjadi pendengar aktif
- Keahlian melakukan analisis
- Kemampuan meneliti
- Keahlian terkait kreativitas
- Keahlian untuk berkomunikasi yang baik
- Bisa diandalkan pada banyak situasi
- Keahlian untuk menjadi anggota tim yang baik
Kemampuan Problem Solving juga ini amat penting bagi pengembangan jenjang karier, apa pun posisinya. Namun, kemampuan problem solving sangat tergantung pada bidang ataupun keahlian teknis yang dimiliki seseorang.
Contoh kemampuan Problem Solving: Seorang dokter yang profesional membutuhkan kemampuan untuk mendengarkan serta berkomunikasi dengan pasiennya. Di sisi lain, dokter tadi juga harus memiliki pengetahuan teknis terkait dengan jenis penyakit dan bagaimana pengobatan pasiennya.
Manfaat Adanya Kemampuan Problem Solving
Ketika kita mampu memecahkan permasalahan yang ada dengan cepat, efektif dan efisien, maka tempat kerja kita juga memperoleh manfaatnya. Berikut ini yang termasuk manfaat adanya kemampuan Problem Solving, yaitu:
- Kreativitas organisasi, tim atau pun individu akan menjadi lebih besar.
- Produktivitas organisasi, tim atau pun individu akan lebih tinggi.
- Kepuasan kerja pegawai akan meningkat.
- Kepuasan pelanggan atau client akan meningkat.
- Teamwork dan kekompakan tim akan menjadi lebih baik.
- Tercipta lingkungan kerja yang jauh lebih baik untuk para pelanggan dan karyawan.
Ada banyak masalah yang pasti akan ditemui dalam dunia kerja. Namun semakin sering kita dalam menuntaskan suatu permasalahan maka akan semakin matang kemampuan problem solving yang dimiliki. Seorang problem solver yang handal sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa suatu bisnis tetap berada di langkah tepat dalam mencapai tujuan.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow