Mobilitas Sosial: Bentuk Serta Faktor-Faktornya
Pada kehidupan bermasyarakat, selalu terjadi fenomena perpindahan atau perubahan kedudukan yang dialami oleh setiap individu. Tujuannya adalah untuk memperbaiki hidup agar menjadi lebih baik. Fenomena tersebut kerap disebut sebagai mobilitas sosial.
Perpindahan yang dilakukan oleh masyarakat merupakan hal yang wajar. Baik perubahan itu menuju ke strata yang lebih tinggi maupun rendah. Mobilitas seringkali terjadi karena seorang individu yang berusaha giat untuk melakukan perubahan.
Pengertian Mobilitas Sosial
Secara harfiah, mobilitas berarti gerakan berpindah-pindah atau perpindahan. Dimana perpindahan ini bisa terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat. Mobilitas menurut ilmu sosiologi merupakan perpindahan yang berkaitan erat dengan strata atau status sosial.
Pada dasarnya, mobilitas sosial adalah fenomena perubahan kedudukan, status, atau strata dalam kelas sosial. Mobilitas ini dapat terjadi pada keluarga, kelompok, maupun individu melalui hierarki dan stratifikasi sosial.
Umumnya kebanyakan individu menginginkan perubahan strata yang lebih tinggi. Namun dalam mobilitas sosial, seorang individu atau kelompok mungkin saja mengalami perpindahan status dari yang tinggi ke rendah.
Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
Hampir semua individu selalu ingin mendapatkan pencapaian dan sering merasa tidak puas. Maka dari itu, mereka terus melakukan perpindahan status sosial untuk mengubah nasibnya. Berikut adalah beberapa bentuk mobilitas atau perpindahan dalam kehidupan sosial.
1. Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal merupakan perpindahan kedudukan yang dialami oleh individu atau kelompok tanpa ada pengaruh pada derajat sosial. Sebab, perpindahan ini terjadi pada kedudukan yang masih sederajat dan setara.
Sebagai contoh, ada seorang guru sosiologi yang awalnya mengajar di SMA lalu memutuskan untuk berpindah ke SMP saja karena tidak cocok dengan lingkungan. Selain itu mobilitas horizontal juga bisa terjadi karena faktor berikut ini:
Tingkatan atau status sosial yang sederajat.
Berpindah tempat atau wilayah berkegiatan tanpa adanya perubahan status sosial.
2. Mobilitas Vertikal
Mobilitas sosial juga bisa terjadi secara vertikal, baik ke atas maupun ke bawah. Artinya dalam bentuk mobilitas ini, perpindahan individu atau kelompok sebagai objek sosial tidaklah dalam kedudukan yang sederajat.
Sehingga seseorang dapat mengalami perubahan status sosial ke yang lebih tinggi (social climbing) atau rendah (social sinking). Perubahan tersebut tidak serta merta terjadi begitu saja, tetapi ada beberapa faktor penyebabnya, seperti:
Kekayaan untuk memberikan status sosial pada si kaya dan si miskin.
Kekuasaan untuk memudahkan dalam naik jabatan.
Pendidikan sebagai latar belakang untuk menentukan status sosial.
3. Mobilitas Antargenerasi
Pengertian mobilitas antargenerasi adalah suatu perubahan yang ditandai dengan perkembangan taraf hidup dalam sebuah keluarga. Faktor utama yang menjadi penentu perubahan tersebut adalah perpindahan status sosial yang memiliki dampak besar pada generasi lainnya.
Perpindahan status dapat terjadi secara menurun maupun meningkat dan sama-sama berdampak pada kehidupan beberapa generasi dalam keluarga. Contohnya seperti seorang tukang becak yang bisa menyekolahkan anaknya yang kini menjadi pengusaha sukses dan mengubah nasib keluarganya.
4. Mobilitas Intragenerasi
Berbeda dengan bentuk sebelumnya, mobilitas intragenerasi hanya dialami oleh individu dalam generasi yang sama. Maksudnya, perubahan status terjadi dari diri sendiri dan bukan karena adanya pencapaian dari anggota keluarga yang lain.
Sebagai contoh, seorang kuli bangunan yang sudah bekerja bertahun-tahun akhirnya diangkat menjadi mandor. Adanya kenaikan jabatan tersebut bisa terjadi karena ia selalu tekun saat bekerja dan bisa menggarap pekerjaan dengan baik.
5. Mobilitas Geografis
Perpindahan sosial tak hanya selalu dilakukan dengan upaya untuk naik jabatan. Tetapi bisa juga melalui mobilitas geografis atau perpindahan tempat tinggal. Biasanya seseorang memutuskan untuk pindah karena melihat peluang yang lebih besar di wilayah lain.
Beberapa fenomena yang berkaitan dengan mobilitas geografis diantaranya adalah transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Melalui mobilitas ini seorang individu dapat mengalami perubahan status ke arah yang lebih tinggi.
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Keinginan untuk berpindah dan mengubah status sosial biasanya tidak muncul begitu saja. Terdapat beberapa hal yang mampu mendorong seorang individu atau kelompok untuk memiliki keinginan tersebut. Berikut adalah beberapa faktor pendorong dalam perpindahan sosial.
1. Situasi Politik
Fenomena pertama yang mendorong terjadinya mobilitas sosial adalah faktor politik. Adanya situasi politik dari suatu negara yang sudah tidak stabil akan memengaruhi keamanan rakyatnya. Sehingga banyak orang merasa harus melakukan perpindahan dan perubahan.
Tujuannya agar mereka mampu bertahan hidup dan tetap memperjuangkan nasibnya di tengah kondisi politik yang berantakan. Lantaran situasi politik dapat memengaruhi keamanan negara dan ketersediaan pekerjaan bagi individu.
2. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi merupakan faktor pendorong terbanyak seseorang melakukan mobilitas secara sosial. Pasalnya keadaan ekonomi mampu memberikan pengaruh dan dampak yang besar bagi banyak aspek kehidupan individu maupun keluarga.
3. Karakter dan Keinginan Individu
Perpindahan sosial juga bisa terjadi karena karakter seorang individu yang ambisius dan berkeinginan untuk mencapai kesejahteraan. Faktor ini dapat dilihat dari sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh individu.
4. Faktor Struktural
Faktor struktural berkaitan dengan kesempatan untuk menempati kedudukan dalam masyarakat. Di Indonesia sendiri struktur masyarakatnya cukup terbuka, sehingga siapa saja memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan berbagai jabatan.
Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
Selain faktor pendorong, ada juga beberapa hal yang menghambat terjadinya mobilitas secara sosial. Akibatnya banyak orang yang akan merasa kesulitan untuk melakukan perubahan status sosial. Beberapa faktor penghambat mobilitas ini diantaranya adalah:
1. Diskriminasi
Diskriminasi merupakan fenomena yang menjadi salah satu faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial. Alasannya karena fenomena ini dapat berdampak besar pada kehidupan sosial, bahkan mampu mengakibatkan konflik.
Biasanya diskriminasi terjadi karena adanya sikap untuk saling membedakan dalam perlakukan terhadap sesama. Perbedaan tersebut diakibatkan karena adanya keberagaman suku, ras, etnis, agama, dan golongan.
2. Kemiskinan
Kemiskinan tak hanya menjadi masalah dalam kehidupan namun juga dapat menghambat mobilitas. Masyarakat miskin akan merasa kesulitan dalam mencari penghasilan dan mencapai status sosial yang diharapkannya.
Selain itu kemiskinan juga akan menyulitkan seorang individu yang ingin meningkatkan kualitas dirinya untuk berpindah status sosial. Lantaran ia membutuhkan modal untuk bisa mempelajari hal baru untuk naik jabatan.
3. Stereotip Gender
Tak hanya diskriminasi dan kemiskinan saja, terjadinya fenomena membeda-bedakan jenis kelamin atau kedudukan antara laki-laki dengan perempuan juga merupakan faktor penghambat. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa laki-laki memiliki derajat yang lebih tinggi.
Padahal di zaman yang sudah maju seperti saat ini, perempuan terbukti memiliki kemampuan yang sama atau bahkan lebih tinggi untuk bekerja. Walaupun secara biologis berbeda, tetapi perempuan telah mampu memperjuangkan haknya.
Sayangnya masih ada stereotip gender yang berkembang di masyarakat Indonesia yang mengakibatkan perempuan menjadi lebih sulit untuk melakukan mobilitas. Fenomena tersebut seringkali membuat perempuan memiliki status yang rendah.
Kesimpulannya mobilitas sosial dapat diartikan sebagai fenomena perpindahan status sosial seorang individu atau kelompok. Dimana perpindahan tersebut bisa terjadi secara horizontal maupun vertikal sesuai dengan faktor yang memengaruhinya.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow